Raihlah Impian Anda..
Hampir semua orang tua bertekad untuk membimbing, menjaga, membekali anak-anak mereka agar menjadi orang yang sukses, tapi berapa banyak dari mereka yang benar-benar membimbing, membekali putra-putri mereka agar impian mereka tercapai. Kemungkin besar yang terpikirkan adalah hanya membekali mereka dengan hal-hal duniawi seperti sejumlah uang, mobil, dan segala sesuatu yang bisa dijadikan modal untuk mereka.
Penanaman dan pengembangan nilai-nilai baik yang diperlukan untuk mencapai sukses jauh lebih penting dari kekayaan duniawi. Memang benar diperlukan uang, modal dan segala kekayaan duniawi untuk mencapai impian. Namun sudah banyak orang yang mulai dari nol besar hingga menjadi orang besar. Sebut saja Bill Gates, Robert T. Kiyosaki, dan masih banyak contoh lainnya. Nilai-nilai baik dalam diri merekalah yang mampu memberikan kekuatan, ketabahan dalam mengejar impian mereka. Hanya memiliki kekayaan duniawi tanpa memiliki kekayaan nilai-nilai baik dalam diri pada akhirnya akan berakhir juga dengan kegagalan.
Ada tiga macam hal utama yang perlu ditanamkan untuk mencapai impian. Pertama pikiran yang membangun, persiapan dan kebiasaan yang membangun, tindakan yang membangun. Tiga hal ini pada intinya hanya memiliki satu tujuan yaitu mempersiapkan dan mengembangkan diri Anda untuk mencapai impian.
Pikiran yang Membangun
Pikiran merupakan rahmat terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia. Manusia dapat menjadi apapun seperti yang mereka pikirkan, pikiran jugalah yang mampu membuat manusia menjadi co-creator —pendamping Tuhan dalam mencipta sesuatu di dunia ini.
Segala imajinasi, khayalan, impian yang ingin dicapai dan segala sesuatu yang ada dalam pikiran merupakan awal pembentukan ujud utuh seorang manusia. Seseorang yang dalam pikirannya hanya ingin menjadi orang biasa, jadilah mereka orang biasa. Berbeda halnya dengan orang yang memiliki keinginan untuk menjadi besar dan berhasil, mereka lebih termotivasi dalam hidup untuk mencapai impiannya dan tak heran mereka siap bekerja keras sampai berhasil menggapainya.
Ada tiga hal yang benar-benar perlu ditanamkan dalam pikiran untuk menggapai suatu impian:
1. memiliki misi dan visi dalam hidup
2. memiliki impian yang besar
3. keinginan untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik
Misi merupakan keinginan seorang manusia untuk menggapai suatu tujuan dalam hidupnya sedang visi adalah pandangan hidup seseorang. Misi menyerupai impian yang ingin dicapai namun cenderung lebih besar dan universal.
Misi, visi dan impian merupakan sumber motivasi seseorang dalam hidup ini. Semakin besar misi dan impian seseorang, semakin besar motivasi yang ada dalam dirinya. Motivasi turut andil dalam memberikan energi dalam tubuh sehingga tidak heran mereka yang senantiasa termotivasi terkesan memiliki energi lebih banyak dari orang-orang biasanya. Bayangkan saja ada orang yang bisa hidup dengan tidur rata-rata selama tiga jam saja dalam hidupnya. Motivasi yang besar dalam diri manusia membuat badan dan pikiran senantiasa dalam keadaan bugar. Mereka tidak merasa lelah walaupun bekerja dalam waktu yang lama. Setahap demi setahap mereka bekerja sampai impian mereka sampai tercapai.
Keinginan untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik juga memberikan andil dalam memberikan motivasi dalam mencapai impian. Saat menghadapi kegagalan, mereka malah termotivasi untuk memperbaiki diri, berkembang dan tidak menyerah pada keadaan. Mereka percaya adanya harapan untuk menjadi lebih baik. Kepercayaan ini memberikan energi yang sangat besar dalam hidup untuk mencoba dan mencoba lagi sampai berhasil. Thomas Alva Edison membutuhkan 5.000 kali percobaan dalam usahanya menemukan lampu bohlam. Ia tidak berhenti dalam usahanya sampai berhasil.
Orang-orang yang tidak memiliki misi, visi, dan impian dalam hidup sering bersembunyi di belakang kata ”nasib”. Kalimat yang sering mereka ucapkan dan yang menurut saya merupakan kalimat yang paling merusak manusia: ”Kemana nasib mengantar saya, ke situlah saya akan melangkah”. Mereka benar-benar berpikir mereka pasti akan menjadi seseorang seperti yang telah ditentukan oleh nasib. Bayangkan betapa merusaknya kalimat ini. Padahal fakta yang sebenarnya adalah seseorang akan menjadi seperti apa yang mereka bentuk.
Hal lain yang perlu dihindarkan dalam pikiran adalah sikap kita yang terlalu takut untuk bermimpi dan menghayal menjadi besar. Rata-rata orang berpikir mereka bukanlah orang yang terpilih untuk menjadi besar, hanya orang-orang pilihan saja yang dapat menjadi besar, dan yang jelas itu bukan diri mereka. Akibatnya mereka dihancurkan oleh pikiran mereka sendiri. Malah mungkin bisa terjadi hal yang terparah yaitu mereka hanya menjalani hari demi hari dari hidup mereka saja, mereka tidak pernah mengejar dan berusaha untuk menggapai impian mereka.
Yang seharusnya terjadi pada pikiran orang yang ingin mencapai impian adalah mereka harus berpikir bahwa mereka adalah orang yang spesial dan terpilih untuk menjadi orang besar dalam hidup ini. Hal ini akan memberikan motivasi yang besar dalam hidup ini Mereka tidak melihat apa yang mereka miliki saat ini, tapi mereka melihat apa yang nantinya akan mereka capai. Mereka percaya bahwa mereka pasti berhasil menggapainya.
Anggaplah memang kita tidak ditakdirkan untuk menjadi seseorang yang besar, seperti ayam tidak akan pernah menjadi seekor rajawali. Tapi dengan memiliki motivasi dalam hidup, hidup akan terasa lebih mengasyikan, lebih indah dan luar-biasa. Hidup lebih berarti. Mana yang Anda pilih?
Persiapan dan Kebiasaan yang Membangun
Untuk mencapai impian kita memerlukan persiapan dan kebiasaan-kebiasaan baik yang dapat membantu kita, mempercepat tercapainya impian kita. Seperti layaknya ada Tactical-Project dalam sebuah perusahaan, persiapan dan kebiasaan yang membangun berfungsi sebagai sarana untuk membantu kita dalam mencapai suatu tujuan.
Persiapan dan kebiasaan yang membangun dapat disebutkan antara lain:
1. menetapkan goal dalam hidup
2. membuat rencana (Blue-Print)
3. menciptakan keseimbangan hidup yang optimal.
”Goal”
Menetapkan goal dalam hidup sangat penting untuk memberikan arah kita berjalan selangkah demi selangkah mendekati impian kita. Banyak orang tidak pernah menetapkan tujuan bahkan lebih banyak lagi yang tidak tahu tujuan mereka. Akibatnya mereka seperti mereka-reka hidup dan terjadilah orang yang berlindung di balik kata nasib. Dengan adanya goal dalam hidup, seseorang memiliki acuan mau ke mana ia akan berjalan sehingga ia tahu persis apa yang harus ia lakukan.
Survei menunjukkan ada tiga jenis orang berkenaan dengan penetapan tujuan:
1. Golongan orang yang tidak pernah memikirkan goal
2. Orang yang memikirkan goal tapi tidak pernah menuliskannya
3. Orang yang memikirkan goal dan pernah menuliskannya
Golongan pertama terdiri dari orang-orang yang hidupnya tidak sejahtera seperti gelandangan, penjahat, golongan ekonomi bawah, dan lain-lain. Golongan kedua merupakan golongan orang yang hidupnya menengah tidak di bawah dan juga tidak di puncak kehidupan. Golongan ketiga, golongan yang jumlahnya hanya sedikit, orang-orang yang berada dalam puncak kehidupan, mereka yang berhasil mewujudkan impian mereka.
Apa yang ingin saya tekankan adalah orang pada umumnya tidak pernah tahu betapa pentingnya menetapkan tujuan hidup, mereka tidak pernah diajarkan dari kecil untuk berusaha mencari dan menetapkan tujuan hidup. Orang yang tidak memiliki tujuan hidup bagai orang berjalan dalam terowongan gelap yang tidak memiliki penerangan, saat ada lubang dia akan jatuh, saat ada batu di depannya akan ia tabrak juga, ia tidak bisa menghindari halangan di depannya dan yang terpenting ia tidak tahu akan berjalan ke mana.
Memang sulit sekali menetapkan tujuan hidup, bahkan ada orang yang sudah 45 tahun baru menemukan tujuan hidup yang sebenarnya.Tidak masalah berapa kali kita mengubah tujuan hidup, yang terpenting adalah setiap saat Anda mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai. Setidaknya Anda tahu ke mana akan berjalan.
Setelah menetapkan goal, kita perlu membuat rencana atau strategi untuk mewujudkan goal tersebut. Menetapkan goal dan membuat rencana sama seperti menggunakan peta dalam mencari suatu jalan yang belum diketahui. Walau sudah menggunakan peta, tidak berarti kita selalu bisa langsung mencapai tempat yang dicari, mungkin kita masih perlu bertanya untuk mencari jalan yang dicari. Namun keberadaan peta sangat membantu untuk menetapkan ancang-ancang ke mana kira-kira arah yang tepat yang mendekati tujuan kita.
Keseimbangan Hidup yang Optimal
Dalam usaha mencapai impian diperlukan keseimbangan hidup yang optimal sehari-hari. Kita harus tetap fit setiap saat, baik fisik maupun pikiran. Fisik yang tidak prima sangat mengganggu dalam menjalankan aktivitas sedangkan pikiran yang kusut tidak mungkin dapat mendukung kita dalam bekerja secara optimal. Jelas fisik dan pikiran yang prima benar-benar dibutuhkan. Hal lain juga merupakan hal yang penting adalah membuat rencana dan berpikir. Arti keseimbangan di sini adalah keseimbangan antara kerja keras dan istirahat, antara kehidupan karier atau bisnis dengan kehidupan pribadi, relasi dengan pasangan, sahabat atau sesama dan kehidupan spiritual yaitu relasi dengan Tuhan.
”Action”
Pikiran yang membangun, kebiasaan yang membangun merupakan persiapan dari perjalanan menuju sukses. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sepertinya tidak akan pernah selesai jika disebutkan satu per satu. Namun saya merumuskan lima langkah yang harus dimiliki semua orang yang ingin mencapai tujuan:
1. Start Now –Don’t Wait
2. Life time improvement & learn from mistakes
3. Dynamic and flexible
4. Evaluate and think
5. Never Give Up
”Start Now – Don’t Wait”
Kesalahan fatal yang benar-benar perlu dihindari adalah menunggu. Sering terjadi orang terlalu lama memikirkan sesuatu dan kehabisan tenaga tepat saat mereka ingin memulai. Segera jalankan hal-hal yang menurut Anda perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. Jangan terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk memikirkan bagaimana menjalankan sesuatu. Semakin dipikirkan, semakin terasa sulit untuk menjalankan suatu rencana. Lakukan segera. Saat Anda mulai benar-benar melakukannya, Anda sudah selangkah lagi lebih maju mendekati pintu kesuksesan.
Terapkan cara action and modified, lakukan sekarang, jika ditemukan kesalahan, lakukan modifikasi cari jalan pemecahannya dan terus lakukan action and modified.
”Life Time Improvement”
Banyak orang anti jika mereka disuruh belajar lagi. Sikap antibelajar ini terutama disebabkan oleh kebiasaan belajar saat masih dibangku sekolah. Hampir semua murid-murid belajar karena terpaksa. Akibatnya antipati untuk belajar tertanam sangat dalam di pikiran mereka. Selesai studi S1, mereka merasa merdeka dari kungkungan keharusan membaca buku. Ironisnya, mereka merasa bebas dari kungkungan, padahal sebenarnya pikiran merekalah yang terkungkung, bahwa belajar itu hal yang menyusahkan.
Pernahkah Anda memperhatikan anak kecil yang baru mulai belajar? Semua hal yang belum pernah dilihat, akan dipegang, digigit, dan terkadang mereka tertawa sesudahnya. Ia merasa senang walaupun saat itu sebenarnya ia sedang belajar hal baru. Mengapa dia tidak merasa susah? Rasa ketertarikan dirinya kepada objek itulah, yang membuat Ia merasa senang walaupun saat belajar. Seharusnya pola inilah yang menjadi pola pengajaran di sekolah-sekolah. Bangun ketertarikan murid-murid terlebih dahulu terhadap pelajaran, selanjutnya mereka sendiri yang akan aktif mengejar pelajaran itu. Bangunlah rasa ketertarikan Anda kepada setiap hal yang berguna, maka Anda akan dengan senang hati mempelajarinya, tidak perlu lagi Anda memaksakan diri untuk belajar, passion Anda yang akan menggerakkan diri Anda untuk mempelajari sesuatu.
Belajar dari kesalahan juga merupakan satu proses lifetime improvement yang sangat baik. Setiap terjadi kesalahan pikirkan apa yang salah dan apa yang seharusnya dilakukan. Dengan demikian kita bisa terhindar dari kesalahan yang sama dan yang terpenting kita dapat lebih cepat menguasai hal baru.
Lifetime Improvement bukan saja terbatas kepada bertambahnya ilmu, pengetahuan dan kemampuan secara teknikal saja. Intrapersonal dan interpersonal juga sangat perlu dikembangkan secara kontinu untuk mengembangkan diri secara maksimal. Kemampuan mengatur diri Anda sendiri dan berhubungan dengan orang lain dapat membantu usaha Anda dalam mengembangkan diri. Dengan bertambahnya kemampuan analitis, intrapersonal dan interpersonal tentunya akan lebih memudahkan kita mencapai impian.
”Dynamic and Flexible”
Setiap pelaksanaan rencana tidak setiap kali akan berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Untuk itu sangat diperlukan kesiapan untuk berpikir dan bertindak secara dinamis dan fleksibel terhadap setiap perubahan yang terjadi.
Saat badai datang, pohon-pohon yang memiliki batang besar mungkin akan tumbang karena mereka tidak bisa menahan beban yang diterima tetapi bambu hutan tidak tumbang karena bambu memiliki batang yang lentur, fleksibel untuk bergerak ke segala arah. Sama halnya dengan kita, sifat dinamis dan fleksibel membuat seseorang lebih tahan dalam menghadapi perubahan dan masalah yang datang.
Sejarah evolusi pun mengatakan hal yang sama, hanya makhluk hidup yang bisa beradaptasi dengan baik, yang mampu bertahan hidup. Sama halnya dengan usaha kita mencapai kesuksesan, mungkin ada lebih dari satu cara untuk mewujudkan impian kita. Untuk itu hendaknya kita siap untuk berpikir secara dinamis dan fleksibel dalam usaha kita mencapai kesuksesan.
”Evaluate and Think”
Evaluasi setiap rencana yang kita buat perlu dilakukan secara periodik. Kebiasaan kita untuk mengevaluasi rencana dan pelaksanaan yang dilakukan, memastikan kita berjalan setahap demi setahap menuju goal. Saat kita merasa apa yang direncanakan tidak berjalan dengan baik, segera berpikir untuk mencari jalan untuk memecahkan masalah. Jangan biarkan masalah tidak terpecahkan, segera identifikasi masalah, rumuskan dan cari jalan keluarnya.
”Never Give Up”
Kesuksesan seseorang merupakan gambaran dari kekuatannya yang tidak kenal lelah untuk terus mencoba dan mencoba. Tidak ada kesuksesan besar yang tidak luput dari kegagalan. Justru kesuksesan berawal dari kegagalan, diiringi oleh kegagalan menuju kesuksesan. Kegagalan membuat seseorang lebih baik dari sebelumnya.
Kegagalan dapat setiap saat menghampiri kita. Mengubah cara pandang bahwa kegagalan sebagai salah satu komponen yang diperlukan menuju sukses, akan membuat kita lebih tegar dalam menghadapi kegagalan. Kesiapan diri untuk menghadapi kegagalan merupakan kekuatan besar dalam perjalanan panjang kita menggapai impian.
Uraian pikiran, kebiasaan, action yang membangun yang telah dijabarkan di atas hanya akan menjadi teori yang tidak berguna, jika hanya dibaca saja dan tidak pernah dijalankan sama sekali. Dalam satu kelas semua murid belajar teori yang sama, dan diajarkan oleh guru yang sama, tapi mengapa ada murid yang mendapat nilai bagus dan ada yang jelek?
Perbedaan mereka terletak pada bagaimana seorang murid untuk memahami dan mencoba menerapkannya. Sama halnya dengan teori yang telah saya jabarkan, Anda harus menjalankannya terlebih dahulu baru bisa merasakan manfaatnya.
Penanaman dan pengembangan nilai-nilai baik yang diperlukan untuk mencapai sukses jauh lebih penting dari kekayaan duniawi. Memang benar diperlukan uang, modal dan segala kekayaan duniawi untuk mencapai impian. Namun sudah banyak orang yang mulai dari nol besar hingga menjadi orang besar. Sebut saja Bill Gates, Robert T. Kiyosaki, dan masih banyak contoh lainnya. Nilai-nilai baik dalam diri merekalah yang mampu memberikan kekuatan, ketabahan dalam mengejar impian mereka. Hanya memiliki kekayaan duniawi tanpa memiliki kekayaan nilai-nilai baik dalam diri pada akhirnya akan berakhir juga dengan kegagalan.
Ada tiga macam hal utama yang perlu ditanamkan untuk mencapai impian. Pertama pikiran yang membangun, persiapan dan kebiasaan yang membangun, tindakan yang membangun. Tiga hal ini pada intinya hanya memiliki satu tujuan yaitu mempersiapkan dan mengembangkan diri Anda untuk mencapai impian.
Pikiran yang Membangun
Pikiran merupakan rahmat terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia. Manusia dapat menjadi apapun seperti yang mereka pikirkan, pikiran jugalah yang mampu membuat manusia menjadi co-creator —pendamping Tuhan dalam mencipta sesuatu di dunia ini.
Segala imajinasi, khayalan, impian yang ingin dicapai dan segala sesuatu yang ada dalam pikiran merupakan awal pembentukan ujud utuh seorang manusia. Seseorang yang dalam pikirannya hanya ingin menjadi orang biasa, jadilah mereka orang biasa. Berbeda halnya dengan orang yang memiliki keinginan untuk menjadi besar dan berhasil, mereka lebih termotivasi dalam hidup untuk mencapai impiannya dan tak heran mereka siap bekerja keras sampai berhasil menggapainya.
Ada tiga hal yang benar-benar perlu ditanamkan dalam pikiran untuk menggapai suatu impian:
1. memiliki misi dan visi dalam hidup
2. memiliki impian yang besar
3. keinginan untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik
Misi merupakan keinginan seorang manusia untuk menggapai suatu tujuan dalam hidupnya sedang visi adalah pandangan hidup seseorang. Misi menyerupai impian yang ingin dicapai namun cenderung lebih besar dan universal.
Misi, visi dan impian merupakan sumber motivasi seseorang dalam hidup ini. Semakin besar misi dan impian seseorang, semakin besar motivasi yang ada dalam dirinya. Motivasi turut andil dalam memberikan energi dalam tubuh sehingga tidak heran mereka yang senantiasa termotivasi terkesan memiliki energi lebih banyak dari orang-orang biasanya. Bayangkan saja ada orang yang bisa hidup dengan tidur rata-rata selama tiga jam saja dalam hidupnya. Motivasi yang besar dalam diri manusia membuat badan dan pikiran senantiasa dalam keadaan bugar. Mereka tidak merasa lelah walaupun bekerja dalam waktu yang lama. Setahap demi setahap mereka bekerja sampai impian mereka sampai tercapai.
Keinginan untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik juga memberikan andil dalam memberikan motivasi dalam mencapai impian. Saat menghadapi kegagalan, mereka malah termotivasi untuk memperbaiki diri, berkembang dan tidak menyerah pada keadaan. Mereka percaya adanya harapan untuk menjadi lebih baik. Kepercayaan ini memberikan energi yang sangat besar dalam hidup untuk mencoba dan mencoba lagi sampai berhasil. Thomas Alva Edison membutuhkan 5.000 kali percobaan dalam usahanya menemukan lampu bohlam. Ia tidak berhenti dalam usahanya sampai berhasil.
Orang-orang yang tidak memiliki misi, visi, dan impian dalam hidup sering bersembunyi di belakang kata ”nasib”. Kalimat yang sering mereka ucapkan dan yang menurut saya merupakan kalimat yang paling merusak manusia: ”Kemana nasib mengantar saya, ke situlah saya akan melangkah”. Mereka benar-benar berpikir mereka pasti akan menjadi seseorang seperti yang telah ditentukan oleh nasib. Bayangkan betapa merusaknya kalimat ini. Padahal fakta yang sebenarnya adalah seseorang akan menjadi seperti apa yang mereka bentuk.
Hal lain yang perlu dihindarkan dalam pikiran adalah sikap kita yang terlalu takut untuk bermimpi dan menghayal menjadi besar. Rata-rata orang berpikir mereka bukanlah orang yang terpilih untuk menjadi besar, hanya orang-orang pilihan saja yang dapat menjadi besar, dan yang jelas itu bukan diri mereka. Akibatnya mereka dihancurkan oleh pikiran mereka sendiri. Malah mungkin bisa terjadi hal yang terparah yaitu mereka hanya menjalani hari demi hari dari hidup mereka saja, mereka tidak pernah mengejar dan berusaha untuk menggapai impian mereka.
Yang seharusnya terjadi pada pikiran orang yang ingin mencapai impian adalah mereka harus berpikir bahwa mereka adalah orang yang spesial dan terpilih untuk menjadi orang besar dalam hidup ini. Hal ini akan memberikan motivasi yang besar dalam hidup ini Mereka tidak melihat apa yang mereka miliki saat ini, tapi mereka melihat apa yang nantinya akan mereka capai. Mereka percaya bahwa mereka pasti berhasil menggapainya.
Anggaplah memang kita tidak ditakdirkan untuk menjadi seseorang yang besar, seperti ayam tidak akan pernah menjadi seekor rajawali. Tapi dengan memiliki motivasi dalam hidup, hidup akan terasa lebih mengasyikan, lebih indah dan luar-biasa. Hidup lebih berarti. Mana yang Anda pilih?
Persiapan dan Kebiasaan yang Membangun
Untuk mencapai impian kita memerlukan persiapan dan kebiasaan-kebiasaan baik yang dapat membantu kita, mempercepat tercapainya impian kita. Seperti layaknya ada Tactical-Project dalam sebuah perusahaan, persiapan dan kebiasaan yang membangun berfungsi sebagai sarana untuk membantu kita dalam mencapai suatu tujuan.
Persiapan dan kebiasaan yang membangun dapat disebutkan antara lain:
1. menetapkan goal dalam hidup
2. membuat rencana (Blue-Print)
3. menciptakan keseimbangan hidup yang optimal.
”Goal”
Menetapkan goal dalam hidup sangat penting untuk memberikan arah kita berjalan selangkah demi selangkah mendekati impian kita. Banyak orang tidak pernah menetapkan tujuan bahkan lebih banyak lagi yang tidak tahu tujuan mereka. Akibatnya mereka seperti mereka-reka hidup dan terjadilah orang yang berlindung di balik kata nasib. Dengan adanya goal dalam hidup, seseorang memiliki acuan mau ke mana ia akan berjalan sehingga ia tahu persis apa yang harus ia lakukan.
Survei menunjukkan ada tiga jenis orang berkenaan dengan penetapan tujuan:
1. Golongan orang yang tidak pernah memikirkan goal
2. Orang yang memikirkan goal tapi tidak pernah menuliskannya
3. Orang yang memikirkan goal dan pernah menuliskannya
Golongan pertama terdiri dari orang-orang yang hidupnya tidak sejahtera seperti gelandangan, penjahat, golongan ekonomi bawah, dan lain-lain. Golongan kedua merupakan golongan orang yang hidupnya menengah tidak di bawah dan juga tidak di puncak kehidupan. Golongan ketiga, golongan yang jumlahnya hanya sedikit, orang-orang yang berada dalam puncak kehidupan, mereka yang berhasil mewujudkan impian mereka.
Apa yang ingin saya tekankan adalah orang pada umumnya tidak pernah tahu betapa pentingnya menetapkan tujuan hidup, mereka tidak pernah diajarkan dari kecil untuk berusaha mencari dan menetapkan tujuan hidup. Orang yang tidak memiliki tujuan hidup bagai orang berjalan dalam terowongan gelap yang tidak memiliki penerangan, saat ada lubang dia akan jatuh, saat ada batu di depannya akan ia tabrak juga, ia tidak bisa menghindari halangan di depannya dan yang terpenting ia tidak tahu akan berjalan ke mana.
Memang sulit sekali menetapkan tujuan hidup, bahkan ada orang yang sudah 45 tahun baru menemukan tujuan hidup yang sebenarnya.Tidak masalah berapa kali kita mengubah tujuan hidup, yang terpenting adalah setiap saat Anda mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai. Setidaknya Anda tahu ke mana akan berjalan.
Setelah menetapkan goal, kita perlu membuat rencana atau strategi untuk mewujudkan goal tersebut. Menetapkan goal dan membuat rencana sama seperti menggunakan peta dalam mencari suatu jalan yang belum diketahui. Walau sudah menggunakan peta, tidak berarti kita selalu bisa langsung mencapai tempat yang dicari, mungkin kita masih perlu bertanya untuk mencari jalan yang dicari. Namun keberadaan peta sangat membantu untuk menetapkan ancang-ancang ke mana kira-kira arah yang tepat yang mendekati tujuan kita.
Keseimbangan Hidup yang Optimal
Dalam usaha mencapai impian diperlukan keseimbangan hidup yang optimal sehari-hari. Kita harus tetap fit setiap saat, baik fisik maupun pikiran. Fisik yang tidak prima sangat mengganggu dalam menjalankan aktivitas sedangkan pikiran yang kusut tidak mungkin dapat mendukung kita dalam bekerja secara optimal. Jelas fisik dan pikiran yang prima benar-benar dibutuhkan. Hal lain juga merupakan hal yang penting adalah membuat rencana dan berpikir. Arti keseimbangan di sini adalah keseimbangan antara kerja keras dan istirahat, antara kehidupan karier atau bisnis dengan kehidupan pribadi, relasi dengan pasangan, sahabat atau sesama dan kehidupan spiritual yaitu relasi dengan Tuhan.
”Action”
Pikiran yang membangun, kebiasaan yang membangun merupakan persiapan dari perjalanan menuju sukses. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sepertinya tidak akan pernah selesai jika disebutkan satu per satu. Namun saya merumuskan lima langkah yang harus dimiliki semua orang yang ingin mencapai tujuan:
1. Start Now –Don’t Wait
2. Life time improvement & learn from mistakes
3. Dynamic and flexible
4. Evaluate and think
5. Never Give Up
”Start Now – Don’t Wait”
Kesalahan fatal yang benar-benar perlu dihindari adalah menunggu. Sering terjadi orang terlalu lama memikirkan sesuatu dan kehabisan tenaga tepat saat mereka ingin memulai. Segera jalankan hal-hal yang menurut Anda perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. Jangan terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk memikirkan bagaimana menjalankan sesuatu. Semakin dipikirkan, semakin terasa sulit untuk menjalankan suatu rencana. Lakukan segera. Saat Anda mulai benar-benar melakukannya, Anda sudah selangkah lagi lebih maju mendekati pintu kesuksesan.
Terapkan cara action and modified, lakukan sekarang, jika ditemukan kesalahan, lakukan modifikasi cari jalan pemecahannya dan terus lakukan action and modified.
”Life Time Improvement”
Banyak orang anti jika mereka disuruh belajar lagi. Sikap antibelajar ini terutama disebabkan oleh kebiasaan belajar saat masih dibangku sekolah. Hampir semua murid-murid belajar karena terpaksa. Akibatnya antipati untuk belajar tertanam sangat dalam di pikiran mereka. Selesai studi S1, mereka merasa merdeka dari kungkungan keharusan membaca buku. Ironisnya, mereka merasa bebas dari kungkungan, padahal sebenarnya pikiran merekalah yang terkungkung, bahwa belajar itu hal yang menyusahkan.
Pernahkah Anda memperhatikan anak kecil yang baru mulai belajar? Semua hal yang belum pernah dilihat, akan dipegang, digigit, dan terkadang mereka tertawa sesudahnya. Ia merasa senang walaupun saat itu sebenarnya ia sedang belajar hal baru. Mengapa dia tidak merasa susah? Rasa ketertarikan dirinya kepada objek itulah, yang membuat Ia merasa senang walaupun saat belajar. Seharusnya pola inilah yang menjadi pola pengajaran di sekolah-sekolah. Bangun ketertarikan murid-murid terlebih dahulu terhadap pelajaran, selanjutnya mereka sendiri yang akan aktif mengejar pelajaran itu. Bangunlah rasa ketertarikan Anda kepada setiap hal yang berguna, maka Anda akan dengan senang hati mempelajarinya, tidak perlu lagi Anda memaksakan diri untuk belajar, passion Anda yang akan menggerakkan diri Anda untuk mempelajari sesuatu.
Belajar dari kesalahan juga merupakan satu proses lifetime improvement yang sangat baik. Setiap terjadi kesalahan pikirkan apa yang salah dan apa yang seharusnya dilakukan. Dengan demikian kita bisa terhindar dari kesalahan yang sama dan yang terpenting kita dapat lebih cepat menguasai hal baru.
Lifetime Improvement bukan saja terbatas kepada bertambahnya ilmu, pengetahuan dan kemampuan secara teknikal saja. Intrapersonal dan interpersonal juga sangat perlu dikembangkan secara kontinu untuk mengembangkan diri secara maksimal. Kemampuan mengatur diri Anda sendiri dan berhubungan dengan orang lain dapat membantu usaha Anda dalam mengembangkan diri. Dengan bertambahnya kemampuan analitis, intrapersonal dan interpersonal tentunya akan lebih memudahkan kita mencapai impian.
”Dynamic and Flexible”
Setiap pelaksanaan rencana tidak setiap kali akan berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Untuk itu sangat diperlukan kesiapan untuk berpikir dan bertindak secara dinamis dan fleksibel terhadap setiap perubahan yang terjadi.
Saat badai datang, pohon-pohon yang memiliki batang besar mungkin akan tumbang karena mereka tidak bisa menahan beban yang diterima tetapi bambu hutan tidak tumbang karena bambu memiliki batang yang lentur, fleksibel untuk bergerak ke segala arah. Sama halnya dengan kita, sifat dinamis dan fleksibel membuat seseorang lebih tahan dalam menghadapi perubahan dan masalah yang datang.
Sejarah evolusi pun mengatakan hal yang sama, hanya makhluk hidup yang bisa beradaptasi dengan baik, yang mampu bertahan hidup. Sama halnya dengan usaha kita mencapai kesuksesan, mungkin ada lebih dari satu cara untuk mewujudkan impian kita. Untuk itu hendaknya kita siap untuk berpikir secara dinamis dan fleksibel dalam usaha kita mencapai kesuksesan.
”Evaluate and Think”
Evaluasi setiap rencana yang kita buat perlu dilakukan secara periodik. Kebiasaan kita untuk mengevaluasi rencana dan pelaksanaan yang dilakukan, memastikan kita berjalan setahap demi setahap menuju goal. Saat kita merasa apa yang direncanakan tidak berjalan dengan baik, segera berpikir untuk mencari jalan untuk memecahkan masalah. Jangan biarkan masalah tidak terpecahkan, segera identifikasi masalah, rumuskan dan cari jalan keluarnya.
”Never Give Up”
Kesuksesan seseorang merupakan gambaran dari kekuatannya yang tidak kenal lelah untuk terus mencoba dan mencoba. Tidak ada kesuksesan besar yang tidak luput dari kegagalan. Justru kesuksesan berawal dari kegagalan, diiringi oleh kegagalan menuju kesuksesan. Kegagalan membuat seseorang lebih baik dari sebelumnya.
Kegagalan dapat setiap saat menghampiri kita. Mengubah cara pandang bahwa kegagalan sebagai salah satu komponen yang diperlukan menuju sukses, akan membuat kita lebih tegar dalam menghadapi kegagalan. Kesiapan diri untuk menghadapi kegagalan merupakan kekuatan besar dalam perjalanan panjang kita menggapai impian.
Uraian pikiran, kebiasaan, action yang membangun yang telah dijabarkan di atas hanya akan menjadi teori yang tidak berguna, jika hanya dibaca saja dan tidak pernah dijalankan sama sekali. Dalam satu kelas semua murid belajar teori yang sama, dan diajarkan oleh guru yang sama, tapi mengapa ada murid yang mendapat nilai bagus dan ada yang jelek?
Perbedaan mereka terletak pada bagaimana seorang murid untuk memahami dan mencoba menerapkannya. Sama halnya dengan teori yang telah saya jabarkan, Anda harus menjalankannya terlebih dahulu baru bisa merasakan manfaatnya.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home